Jumat, 14 Oktober 2016

Matinya Hamdan



                                                “Halo, dengan keluarganya Pak Hamdan?” Sapa seseorang dibalik telepon itu

“Iya saya ibunya, siapa ya?” Jawab Ibu mertua Atin
“Maaf bu, Kami dari pihak rumah sakit memberitahukan bahwa anak ibu baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang masih berada di UGD, kami harap ibu segera kemari.”
“Astagfirullah, baik Saya segera kesana, terimakasih.”


Kepanikan luar biasa tiba-tiba menyelimutinya. Dengan nafas terengah beliau menceritakan peristiwa itu pada menantunya. Atin tampak berkaca-kaca dan mulai melemah. Usia kandungannya yang sudah meginjak 6 bulan itu membuat tubuhnya mudah kehilangan keseimbangan. Ia memaksakan untuk turut serta ke rumah sakit.
Mereka terisak menyaksikan raga yang tergeletak tak berdaya itu. Peluh dan darah setengah kering masih meliputi wajahnya. Kata dokter, kepala bagian belakangnya terbentur keras yang membuatnya tak sadarkan diri hingga saat ini.
Hamdan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah dua hari dirawat di rumah sakit. Duka yang teramat mendalam tak dapat ditahan, Atin masih tak percaya suaminya pergi secepat itu. Ia bahkan tak sempat menyaksikan anaknya lahir dan tumbuh besar. Atin merasa amat bersalah karena selama ini belum mampu menyerahkan seluruh cintanya kepada suaminya itu.
“Selamat jalan suamiku.” lirihnya
  find me on facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terkait

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *