Beberapa kalimat pertanyaan yang akan saya tuliskan berikut ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar dari kita, akan tetapi hanya sedikit dari kita yang tergerak untuk menyajikannya dalam bentuk artikel, iya kan? Iya dong, buktinya kamu aja baca beginian dari tulisan saya :p
Oke, apa saja pertanyaan horor (baca: menyakitkan) dalam hidup? Khususnya bagi kamu yang baru belajar dewasa nih ya haha, check this out.
Kapan Wisuda?
Buat kamu yang sekarang duduk di semester 7 atau diatasnya, apalagi yang sedang di sibukkan dengan makhluk yang namanya SKRIPSHIT, tentunya pertanyaan satu ini sudah seperti pisau tajam yang siap menikam jantungmu setiap saat. Bayangkan saja, setiap satu tikungan dan bertemu dengan seorang sejawat, lebih besar kemungkinannya dia bakal nanya kapan wisuda dari pada ucap salam. Perbandingannya 80%-20% lah. Benar kan? Dan menurut buku Tatang Sutarma, rasanya mendengar pertanyaan ini seperti ikan hidup yang lagi di goreng, mau menggelinjang kemana pun sudah terjebak sama minyak mendidih. Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah menjawab sekenanya, beberapa pilihan jawaban yang biasa digunakan: “Eeeng, bentar lagi.” Atau “Eeeh tunggu gelombang kedua.” Atau kalau kamu sedikit punya nyali kamu bisa gampar langsung orang itu, tapi resiko tanggung sendiri ya.
Ada opsi jawaban tambahan?
Kerja Dimana?
Kamu sudah wisuda? Selamat, kamu sudah terbebas dari satu fase sulit dalam hidupmu. Di cekoki materi setiap hari, serta menghadapi pertanyaan Kapan Wisuda.
Tapi jangan berpikir bahwa setelah itu hidupmu akan terbebas dari serbuan pertanyaan-pertanyaan horor, karena aktifitas harianmu yang kini akan jadi aspek paling empuk untuk diteror.
Mencari kerja sebenarnya bukanlah hal yang begitu sulit bagi sebagian orang, tapi tentunya akan terasa sangat berat bagi yang statusnyafresh graduate. Masa pencarian ini akan menjadikanmu sebagai sosok yang labil dan tempramen ketika mendengar pertanyaan tentang pekerjaan. Mereka tidak peduli tentang upayamu yang jatuh bangun mencari kerja, yang mereka butuhkan hanya jawaban, mereka hanya butuh kepastian, hal yang sama ketika kamu memberikan harapan kepada seseorang yang mengharapkanmu. Cie baper :p
Lalu apa yang harus kamu lakukan ketika mendapat pertanyaan ini? Saran saya berpura-puralah bijak, jangan pura-pura mati. Jawab saja “Saya sedang membaca peluang bisnis.” Bijak kan? Hahahaha
Kapan Nikah?
Kamu hanya perlu berusia lebih dari 23 tahun untuk merasakan sensasi kampret (maaf) –nya pertanyaan ini. Dimana di usia-usia ini kita sudah tidak bisa menikmati hari minggu sebagai hari yang menyenangkan (libur), karena hari minggu kita hanya akan disibukkan dengan menghadiri acara resepsi teman sebaya. Dan kamu tau lah rasanya bagaimana, menghadiri resepsi (apalagi dengan status lajang) seorang diri. Rasanya seperti baru selesai makan makanan pedas dan lupa cuci tangan, lalu tanganmu ngucek mata, pedih woy pediiiihhh.
Hari ini saja, kira-kira sudah berapa kali kamu mendengarnya? Kita bahkan tidak tau mereka bertanya karena benar-benar menginginkan jawaban atau hanya basa basi saja. Dan yang lebih menyebalkan lagi ketika yang bertanya itu adalah mereka-mereka yang sama sekali tidak berkompeten untuk menanyakan hal itu.
Kamu punya pacar? Lumayan lah kamu masih bisa sedikit adem dengar pertanyaan ini. Kamu jomblo? Selamat, kita senasib hahaha.
Tapi sebenarnya pandangan mengenai nikah ini perlu di luruskan, bahwa sebagian orang memang memilih untuk tidak menikah di usia-usia produktif, mereka memilih untuk lebih fokus pada karir atau kesibukan lainnya. Fenomena ini Cuma terjadi di Indonesia loh, orang jomblo di bully, belum nikah di bully, emang situ mau biayain? Mau bayarin mahar?
Nikah itu bukan kompetisi, jadi jangan merasa kalah ketika teman yang lebih muda usianya menikah lebih dulu. Satu hal yang perlu di ingat bahwa jodoh itu urusan tuhan, beda sama bisnis yang memang urusan kita.
Tenang saja, jodoh tak akan kemana, tapi saingan dimana-mana. Hahahaha
Ada yang lebih horor lagi? Tinggalkan jejak di komentar ya guys...
Find me on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar